Teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Dari pagi hingga malam, kita dikelilingi oleh layar—ponsel, tablet, komputer, dan televisi. Informasi mengalir begitu deras, dengan notifikasi yang terus berbunyi, menarik perhatian kita dari satu hal ke hal lainnya. Di tengah derasnya arus digital ini, muncul satu pertanyaan mendasar: apakah teknologi membuat kita semakin dekat dengan firman Tuhan atau justru menjauh darinya?
Firman Tuhan di Tengah Era Digital
Di satu sisi, teknologi menawarkan kemudahan dalam mengakses Alkitab. Kini, kita tidak perlu membawa Alkitab fisik ke mana-mana, karena ada begitu banyak aplikasi yang menyediakan versi digitalnya. Bahkan, kita bisa membaca renungan harian, mendengarkan khotbah, atau mengikuti ibadah secara daring dengan satu ketukan jari.
Namun, kemudahan ini juga membawa tantangan tersendiri. Dalam kenyamanan digital, kita bisa tergoda untuk sekadar membaca ayat-ayat tanpa merenungkannya. Kita mungkin lebih sering membaca firman Tuhan sekilas, seperti kita membaca berita di media sosial—cepat, tanpa perenungan mendalam, dan sering kali teralihkan oleh notifikasi lain.
Kehilangan Fokus dan Kedalaman
Seiring dengan berkembangnya teknologi, rentang perhatian kita semakin pendek. Media sosial dan aplikasi hiburan dirancang untuk mencuri perhatian kita dalam hitungan detik. Akibatnya, ketika kita membaca firman Tuhan, kita mungkin mengalami kesulitan untuk benar-benar mendalami maknanya. Bahkan, ada kecenderungan untuk menggantikan waktu teduh dengan konten-konten rohani yang instan, seperti video pendek atau kutipan ayat di media sosial, tanpa menggali lebih dalam pesan Tuhan bagi hidup kita.
Lebih dari itu, banyak orang mengandalkan teknologi untuk menjawab pertanyaan seputar kehidupan rohani, tetapi tanpa benar-benar menyelidiki Alkitab sendiri. Pencarian cepat di Google atau menonton video khotbah mungkin memberikan wawasan, tetapi tidak menggantikan pengalaman berdoa dan merenungkan firman Tuhan secara pribadi.
Membangun Kesadaran dan Disiplin
Teknologi pada dasarnya adalah alat. Ia bisa digunakan untuk membangun atau menghancurkan, tergantung pada bagaimana kita menggunakannya. Oleh karena itu, kita perlu membangun kesadaran dan disiplin dalam penggunaannya, khususnya dalam hubungan kita dengan firman Tuhan.
Beberapa langkah yang bisa kita lakukan:
Menjadwalkan Waktu Teduh Tanpa Gangguan – Sisihkan waktu khusus setiap hari untuk membaca dan merenungkan firman Tuhan tanpa gangguan teknologi. Letakkan ponsel dalam mode senyap atau jauhkan dari jangkauan agar kita bisa fokus sepenuhnya.
Menggunakan Teknologi Secara Bijak – Jika kita menggunakan aplikasi Alkitab, pastikan kita benar-benar merenungkan isinya, bukan sekadar membaca cepat untuk menyelesaikan target harian.
Mengutamakan Kedalaman daripada Kuantitas – Daripada membaca banyak ayat dalam waktu singkat, lebih baik mendalami beberapa ayat dan merenungkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Berdoa sebelum dan sesudah Membaca – Memohon bimbingan Roh Kudus agar firman Tuhan tidak sekadar menjadi informasi, tetapi benar-benar mengubah hati dan tindakan kita.
Kesimpulan
Teknologi bukanlah musuh, tetapi ia bisa menjadi pengalih yang membuat kita semakin jauh dari Tuhan jika kita tidak menggunakannya dengan bijak. Firman Tuhan mengajarkan kita untuk "berjaga-jaga" (1 Petrus 5:8), termasuk dalam cara kita mengonsumsi informasi dan berinteraksi dengan teknologi. Jangan biarkan teknologi membuat kita buta terhadap firman Tuhan. Sebaliknya, mari gunakan teknologi sebagai sarana untuk semakin mendekat kepada-Nya, dengan hati yang lapar akan kebenaran-Nya.
Di dunia yang semakin bising dengan teknologi, mampukah kita tetap mendengar suara Tuhan? Jawabannya ada pada bagaimana kita memilih untuk menggunakannya.
0 Komentar