Tuhan, ampuni aku kalau aku kali ini sampai marah kepadaMu karena kali ini perbuatanMu betul2 kurang ajar dan menghancurkan aku. Ampuni aku kalau sedikit meninggalkanMu karena sibuk memikirkan istriku. Siapa suruh Kau ambil dia dariku.
Tuhan, kalau tahu waktu yang kau berikan untukku menemaninya sangat singkat, lebih baik aku miliki, simpan, dan sekap dia untuk diriku sendiri. Lebih baik dia tidak kubagi dengan orang lain. Lebih baik dia tidak kuizinkan sibuk melayaniMu dan membuatMu tersenyum.
Tuhan, untuk kali ini prajuritMu ini harus berkata kalau Kau adalah Panglima yang kejam. Yang menyakiti serdadunya walau pun dia sudah bertempur habis-habisan. Kali ini Panglima justru menyakiti prajurit.
Hai Panglima, aku bertekuk lutut di hadapanMu sekarang. Seandainya aku mampu, akan kutantang Kau berperang untuk mendapatkan istriku kembali. Tapi apa daya Kaulah yang empunya segala kuasa, bahkan lebih dari kuasaku.
Kini aku sudah Kau tuntut lagi untuk maju ke medan pertempuran selanjutnya. Untuk membawa dan melatih dua orang prajurit muda belia. Bagaimana mungkin aku kuat? Berikan aku daya, kuat, dan semua senjata yang kami butuhkan. Medan perang di depan kami begitu besar dan penuh api yang bernyala-nyala sedang di belakang kami sudah hangus dan habis membara.
Tuhan berikan istriku, partnerku, rekan seperjuanganku, dan sahabat doaku, tempat terbaik di pangkuanmu seperti kataMu dalam kitab-kitab. Kau harus bertanggung jawab dalam hal ini. Kalau tidak... aku pun akan menggugatMu habis.
Yang terakhir, terima kasih ya Tuhanku, Allahku, Junjunganku, Panglimaku, dan Rajaku, karena Kau membawa aku masuk dalam lembah peperangan yang kelam ini. Aku percaya di sinilah kita berdua akan saling membuktikan kalau kita berdua sama-sama saling menghormati, mengasihi, dan menyayangi satu sama lain. Aku percaya Kau akan menunjukkan masa-masa jaya untuk tim perangku yang masih sangat rapuh ini.
Aku menunggu semuanya dengan setia, ya Tuhan...
(Buat semua orang yang baca postingan ini, silahakan marah, bingung, kecewa, sakit hati, atau bahkan tertawa. Tapi ini adalah urusan murni antara seorang prajurit tua yang lagi sakit hati dengan kelakuan PANGLIMA BESAR.)
*sesuai dengan postingan di profil fb saya tanggal 24 Oktober 2015, 2 hari setelah pemakaman istriku tersayang.
0 Komentar