Butuh lebih dari
21 hari alias
tiga minggu buat saya
menemukan kata sepakat akan apa yang harus saya posting di awal tahun 2014.
Mengapa? Karena terlalu banyak hal yang terjadi dan muncul di permukaan di saat
saya akan mulai menulis kembali untuk Hati Pitate ini.
Oh ya, Selamat
Tahun Baru buat anda semua yang sudah sering atau pun baru kali ini mengunjungi
Hati Pitate. Biasanya catatan awal tahun sudah saya siapkan di hari-hari
terakhir bulan Desember, namun untuk kali ini hingga di saat saya duduk dalam
Gedung Gereja untuk mengikuti Ibadah Awal Tahun, saya belum juga punya
keinginan untuk menentukan apa judul postingan yang akan membuka awal tahun
2014.
TAHUN 2013 YANG
PENUH “DERITA”
Pernyataan di
atas hanya berlaku untuk saya sendiri, dan apakah itu juga berlaku pada anda,
saya pun tidak tahu. Tapi sepanjang tahun 2013, saya seringkali harus bergumul
dengan diri sendiri dan juga Tuhan sambil bertanya ‘mengapa hal ini harus
terjadi?’. Tapi walau bukan berarti saya menyerah atau pasrah, hanya saja, saya
selalu teringat pelajaran penting yang sudah sering menjadi kesimpulan akhir
saat saya menemukan hikmah dalam suatu peristiwa. Pelajaran itu adalah “Tidak ada satupun hal atau keadaan yang
Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita tanpa maksud dan tujuan yang akan Dia
bentuk dalam diri kita. Baik atau buruk, susah maupun senang, semuanya akan
mengajari kita untuk menghadapi hal atau keadaan lain”
Hari-hari yang
berjalan di tahun 2013, seringkali membuat saya tertegun, bahwa banyak kali saya
baru mengerti dan memahami mengapa suatu hal terjadi di beberapa hari, minggu,
bulan, bahkan tahun-tahun sebelumnya. Lebih takjub lagi bila saya melewati
suatu pengalaman dalam peristiwa atau keadaan tertentu karena saya pernah
mengalami suatu hal lain sebelumnya di masa kecil saya. Hebat ‘kan Tuhan itu?
Jadi walaupun
penuh derita, saya sangat menghargai tahun 2013 yang telah berlalu karena saya
sudah banyak belajar dan juga banyak diajar dengan pelajaran baru. Nah, Satu
pelajaran penting juga, yaitu banyak pengunjung dan anggota Grup Hati Pitate di
Facebook maupun BBM akhirnya menghilang karena jarang disapa dengan
postingan-postingan saya. Makin bertambahlah penderitaan saya... J
2013 juga
merupakan tahun perjuangan untuk melawan penderitaan. Dan saya banyak kali
harus berkorban untuk itu. Entah kenapa sepertinya perjuangan dan pengorbanan
justru berbanding terbalik di kehidupan saya untuk tahun 2013. Biasanya ‘kan yang namanya Perjuangan itu
identik dengan sikap yang pro aktif, keras, lantang bersuara, dan tegas dalam
bersikap. Bagi saya di tahun 2013 saya berjuang dengan cara-cara yang kata para
politisi, “lebih elegan”. Saya cenderung membiarkan dan tidak membendung
berbagai peristiwa terjadi agar semua orang di sekitar saya kemudian melihat
eksistensi saya dalam rangkaian peristiwa itu. Saya diam dan mengiyakan semua
proses, walau kadang merasa marah atau kecewa, tapi akhirnya bisa tertawa dan
bernafas lega karena sukses melewatinya dengan hasil yang sudah saya duga
semula.
Dengan kata yang
sederhana, saya coba menikmati derita di tahun 2013.
TAHUN 2014 YANG
PENUH IMPIAN
Kalo pernyataan
ini pasti berlaku untuk semua orang yang membaca tulisan ini. Ya, setiap orang
pasti punya impian untuk waktu yang akan datang. Entah itu untuk waktu yang
singkat atau untuk waktu yang panjang.
Perlu ada banyak
langkah juga yang harus dilakukan agar impian-impian kita itu bisa menjadi
kenyataan bahkan bisa dirasakan manfaatnya. Nah, buat saya impian-impian ini
pun merupakan bentuk derita yang lebih berat lagi. Mengapa begitu? Ya karena
saya harus menderita dalam hal mereka-reka akan apa yang akan jadi kemudian
hari, bagaimana bentuk dan rupanya impian itu bilsa menjadi kenyataan, dan
apakah saya akan menikmati manfaat dari impian itu sesuai dengan yang saya
impikan.
Ditambah lagi,
dengan sekian banyak derita juga yang bisa saja muncul dalam bentuk kekecewaan,
kegagalan, kemunduran, kejatuhan, kesedihan, dan banyak lagi yang mungkin
mengaburkan impian itu tadi. Berarti deritanya berlipat ganda ‘kan? Dengan
bekal menikmati derita seperti yang saya lakukan di tahun 2013, maka saya
bertekad untuk maju dan merasakan semua penderitaan demi mencapai impian saya.
Sebuah pemikiran
positif dari boss saya yang mungkin bisa kita renungkan dalam menyikapi dan
menikmati penderitaan-penderitaan ini. Boss saya selalu bilang, Apapun impian dia
tentang sesuatu, dia akan tetap maju dan berbuat untuk melihat hasil dari
impian itu, supaya tidak hanya berbentuk impian selamanya. Kalau ditanya
bagaimana kalau gagal? Dia akan menjawab, gagal itu pun merupakan hasil dari
usaha kita walau pun tidak sesuai impian. Tapi setidaknya kita pasti akan
semakin bisa lebih dekat serta melihat bagaimana kira-kira bentuk nyata impian
kita, dibanding kalau kita hanya berdiam diri dan takut maju jangan sampai
gagal.
0 Komentar